NAMA : APRILIA RAHAYU
KELAS
: 1EB20
NPM
: 21212016
TULISAN
1 PEREKONOMIAN INDONESIA
JUDUL
: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
1.1 PENDAHULUAN.
Untuk memenuhi tugas softskill Perekonomian
indonesia yang
diberikan oleh Ibu Tiwi selaku pangajar dan aktikel ini berjudul “Pertumbuhan
ekonomi indonesia”. Agar mendapat pengetahuan yang lebih tentang
perekonomian indonesia. Saya mengangkat artikel
ini berguna untuk memberikan suatu pembelajaran dan informasi kepada pembaca tentang pertumbuhan ekonomi diindonesia. Banyak hal yang harus di ketahui
perkembangan pertumbuhan ekonomi indonesia di Indonesia
perkembangannya sampai mana dengan membaca tulisan ini setidaknya dapat
menambah pengetahuan yang behubungan dengan Perekonomian indonesia.
Artikel ini membahas tentang seberapa majunya
perkembangan perekonomian di Indonesia ini, apakah naik atau turunkah
persentasenya. Dan di dalam isi artikel ini menjelaskan seberapa persen naik
atau turunnya perekonomian menurut Bank Dunia dan Bank Indonesia.
1.2 ISI.
Bank Dunia (World Bank)
memperkirakan, walaupun pertumbuhan ekonomi dunia cenderung melemah, ekonomi
Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan masih tetap positif, utamanya bila mampu
mempertahankan pertumbuhan investasi.
Dalam laporan Triwulanan
Perkembangan Ekonomi Indonesia edisi bulan Desember 2012, Bank Dunia
memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,1 persen untuk tahun
2012, sedikit meningkat di tahun 2013 menjadi 6,3 persen. Proyeksi ini mengasumsikan
konsumsi domestik dan pertumbuhan investasi masih bertahan kuat, dengan
membaiknya pertumbuhan mitra dagang utama Indonesia secara bertahap yang juga
sedikit mendorong pemulihan ekspor.
“Outlok ekonomi dunia masih dibayangi ketidakpastian dan rentan terhadap
tekanan-tekanan, jadi ini bukan waktu untuk berpuas diri,” kata Stefan
Koeberle, World Bank Country Director untuk Indonesia sebagaimana
diublikasikan World Bank hari ini.
Bank Dunia mengingatkan,
hasil dari negosiasi “jurang fiskal” di AS, perkembangan di zona Euro, dan juga
berlanjutnya perlambatan ekonomi China, dapat mempengaruhi proyeksi
pertumbuhan. Terlebih, pertumbuhan investasi dalam negeri – yang telah berperan
penting terhadap kuatnya kinerja ekonomi Indonesia belakangan ini – juga
menghadapi sejumlah risiko.
Investasi kini mencapai
sepertiga dari seluruh belanja barang-barang dan jasa Indonesia, meningkat 10
persen tahun-ke-tahun pada kuartal ketiga dan memberikan dorongan hampir 40
persen terhadap pertumbuhan PDB yang kuat dalam kuartal ketiga sebesar 6,2
persen tahun-ke-tahun. Namun Bank Dunia mengingatkan melemahkan harga komoditas
ekspor di pasaran dunia, disamping munculnya sejumlah aturan yang dinilai dapat
membawa dampak negatif terhadap sentimen investor, yang masih rapuh secara
global.
“Kerangka kebijakan yang
kuat adalah kunci untuk memfasilitasi investor untuk dapat membuat perencanaan
ke depan dan menjaga kepercayaan terhadap masa depan yang mendorong investasi,”
ujar Ndiamé Diop, World Bank Lead Economist and Economic Advisor untuk
Indonesia.
Di sisi fiskal, Bank Dunia
memproyeksikan defisit 2012 sebesar 2,5 persen, sedikit lebih tinggi dari
target APBN-P Pemerintah sebesar 2,2 persen dari PDB. Pertumbuhan pendapatan
telah melambat tetapi pengeluaran belanja modal dan material masih di bawah
target, meskipun tumbuh kuat secara nominal. Namun Bank Dunia mengingatkan
semakin meningkatnya subsidi energ yang bisa mempengaruhi defisit Indonesia.
Laporan triwulanan Bank
Dunia juga menyoroti penetapan upah minimum yang dinilai rumit dan penuh
perdebatan. “Menimbang pentingnya upah minimum itu bagi kesejahteraan
pekerja, dan secara potensial, bagi pertumbuhan ekonomi, proses negosiasi upah
minimum dapat diperbaiki melalui pendekatan yang lebih menyeluruh, teknis dan
inklusif dalam proses tawar-menawar di pasar tenaga kerja, dengan
memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan, termasuk pekerja sektor
informal, telah terwakili,” saran Bank Dunia.
Laporan Triwulanan Desember ini juga membahas tantangan-tantangan pembangunan
jangka menengah yang dihadapi oleh Indonesia, dan apa yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kemajuannya. Sebagai contoh, bagaimana semakin meningkatkan
penyediaan dan akses layanan publik di seluruh Indonesia, mengatasi ketidak
merataan kemajuan dalam penyediaan layanan infrastruktur, kesehatan dan
pendidikan, seperti terlihat pada Sensus Infrastruktur Desa yang baru
dilakukan. Pentingnya kesiapan menghadapi risiko bencana alam juga dibicarakan
pada laporan. Sebagai contoh, keberhasilan upaya pemulihan pasca bencana alam
yang besar di Sumatra dan Jawa telah memberikan contoh bagaimana membangun
ketahanan terhadap risiko-risiko bencana, termasuk risiko musibah banjir di
Jakarta. Sedangkan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia bisa mencapai tujuh persen pada 2013 didukung peningkatan investasi
dan produktifitas pertanian.
Demikian pernyataan Kepala Biro Kebijakan Moneter BI Sugeng di Jakarta, Rabu
saat menjelaskan isi Laporan Perekonomian Indonesia 2010 yang diterbitkan Bank
Indonesia.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat dari tahun ini
6,0-6,5 persen, tahun 2012 6,1-6,6 persen, tahun 2013 6,2-7,1 persen, tahun
2014 6,3-7,3 persen, dan tahun 2015 6,5-7,5 persen.
Namun, pertumbuhan yang tinggi itu, lanjut Sugeng, harus diikuti dengan
pengurangan ketergantungan terhadap komponen impor sehingga inflasi yang
mengikuti pertumbuhan itu tidak meninggi.
"Biasanya kalau ekonomi tinggi, inflasi juga tinggi dan itu biasanya
karena impor tinggi. Jadi syaratnya sisi suplai harus bisa merespon dengan
perbaikan infrastruktur dan peningkatan produktifitas sehingga inflasi tetap
rendah," katanya.
Menurut Sugeng, selama neraca pembayaran masih surplus, maka perekonomian
Indonesia belum akan terlalu panas atau overheating karena jumlah barang impor
masih lebih kecil dibanding ekspor. BI memperkirakan inflasi pada 2011 antara
4-6 persen, tahun 2012 dan 2013 3,5-5,5 persen, tahun 2014 sebesar 3-5 persen
dan tahun 2015 2,5-4,5 persen. Untuk ekspor, BI
memperkirakan akan tumbuh dari 7,9 - 8,4 persen pada 2011, 8,1 - 8,6 persen
pada 2012, 8,2 - 9,1 persen pada 2013, 8,3 - 9,3 persen pada 2014 dan 8,6 - 9,6
pada 2015.Sementara untuk impor pada 2011 tumbuh berkisar 9,2 - 9,7 persen,
2012 sebesar 9,8 - 10,3 persen, 2013 sebesar 9,5 - 10,4 persen, 2014 sebesar
10,7 - 11,7 persen dan 2015 sebesar 9,8 - 10,8 persen. Sugeng menambahkan
khusus pada tahun ini, arus modal asing atau capital inflows akan tetap besar
dengan perkiraan yang masuk di instrumen portofolio sebesar 15,2 miliar dolar
AS atau lebih besar dibanding tahun lalu 9,7 miliar dolar AS.
"Perkiraan kami tren capital inflows akan terus bergerak naik. Namun bukan
saja yang ke portofolio tetapi juga yang ke investasi langsung atau foreign direct
investment yang akan naik dari 2,6 miliar dolar AS tahun lalu menjadi 9,8
miliar dolar AS," katanya.
Sementara jika Indonesia berhasil mencapai investment grade, BI memperkirakan
investasi jangka menengah akan semakin tinggi dengan pertumbuhan antara 12,2 -
13,2 persen pada 2015
1.3
PENUTUP.
Bank Dunia (World Bank)
memperkirakan, walaupun pertumbuhan ekonomi dunia cenderung melemah,
dikarenakan pada tahun 2013 diperkirakan masih tetap positif, utamanya bila
mampu mempertahankan pertumbuhan investasi. Kini
Investasi Indonesia
mencapai sepertiga dari seluruh belanja barang-barang dan jasa Indonesia,
meningkat 10 persen tahun-ke-tahun pada kuartal ketiga dan memberikan dorongan
hampir 40 persen terhadap pertumbuhan PDB yang kuat dalam kuartal ketiga
sebesar 6,2 persen tahun-ke-tahun. Jika Indonesia berhasil mencapai investment
grade, BI memperkirakan investasi jangka menengah akan semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
· http://setkab.go.id/berita-6988-bank-dunia-perkirakan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013-capai-63-persen.html
· https://www.google.com/search?hl=id&client=firefox-a&hs=xQa&rls=org.mozilla:en-US:official&q=perkembangan+perekonomian+indonesia+tahun+2013&spell=1&sa=X&ei=NwZHUfaJLsb9rAe9zYHIAg&ved=0CCoQvwUoAA