APRILIA RAHAYU
21212016
3EB24
1.
Macam-macam Teknik
Pengumpulan Data
a. Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai
dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian
survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk
pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan
diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik
untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok
pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan
reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti
dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai
dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi
Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan
yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan
variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap
variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang
akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
1) Pertanyaan-pertanyaan
yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel
penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang
mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan
penelitian.
2) Tiap pertanyaan
dalam kuesiner adalah bagian daripenjabaran definisi operasional, sehingga
dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kusioner,
pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai
berikut:
1) Pertanyaan tentang
fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
2) Pertanyaan tentang pendapat dan
sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu
3) Pertanyaan tentang
informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden
4) Pertanyaan tentang persepsi diri.
Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain.
Ditinjau dari segi cara pemakain
kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti,
antara lain:
1) Kuesioner digunakan
dalam wawancara tatap muka dengan responden
2) Kuesioner diisi
sendiri oleh responden
3) Wawancara melalui
telepon
4) Kuesioner dikirim
melalui pos.
Bagaimana
merumuskan/menyusun angket?, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain:
1) Pakailah bahasa yang
sederhana yang dapat dipahami oleh responden.
2) Pakailah kalimat yang
pendek yang mudah difahami.
3) Jangan terlampau cepat menganggap
bahwa responden telah memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang
masalah penelitian.
4) Lindungi harga diri
responden.
5) Bila ingin menanyakan suatu
perasaan atau tanggapan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, tanyakan
terlebih dahulu hal-hal yang menyenangkan.
6) Pertimbangkan
pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
7) Tentukan pertanyaan
terbuka atau tertutup.
8) Masukkan hanya satu
buah pikiran dalam tiap pertanyaan.
9) Rumusan pertanyaan
jangan sampai memalukan responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)
Contoh Angket......
1) Angket Terbuka, yaitu
angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab
Contoh: Metode apa yang
digunakan oleh Bapak/ibu dalam pengajaran PAI dikelas?
a......................
b......................
c......................
d......................
2) Angket Tertutup, apabila
jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti.
Contoh: Apakah
Bapak/Ibu senantiasa memeriksa hasil pekerjaan anak dikelas?
a. Selau
b. Sering
c. Jarang sekali
3) Angket semi terbuka,
yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi
kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden
Contoh: Apa metode
yang Bapak?Ibu gunakan dalam pengajaran PAI
a. Diskusi
b. Ceramah
c. ............
Berdasar dari terbentuknya
§ Pilihan ganda
Contoh, seperti pada angket
tertutup
§ Isian
Contoh seperti pada angket
terbuka
§ Chek list
Contoh
§ Rating Skala
Contoh:
b. TES
Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuanintelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran
atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur.
1) Tes kepribadian atau personality
test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang,
seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan
sebagainya.
2) Tes bakat atau abtitude
test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat
seseorang.
3) Tes intelegensi atau intellegence
test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan
terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan
berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap atau attitude
test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang
digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tes minat atau measures
test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang
terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi atau achievement
test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu.
c. Wawancara
Wawancara merupakan
proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan
wawancara datayang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali
pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam
berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan
dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan
takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap
netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan
jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar
ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman wawancara
tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang
akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat
diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada
pewawancara.
2) Pedoman pewawancara
terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga
menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check).
Dalam pelaksanaan
penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk
”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang
sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali
keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka
semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara
lengkap dan mendalam.
Ada beberapa faktor
yang berpengaruh dalam suksesnya wawancara yang dapat dilihat pada gambar
berikut:
Sumber: Warwick,
Donald P. And Lininger, Charles yang dikutip dari Masri Singarimbun
dan Sofyan Effendi ( Metode Penelitian Survei)
Menurut Nasution,
ada beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam wawancara, antara lain:
pengalaman, pendapat, perasaan,pengetahuan, pengeinderaan dan latar belakang
pendidikan.
Dalam
pelaksanaan wawancara, sering kita temukan dilapangan adanya perbedaan persepsi
pandangan tentang hal-hal tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian,
antara peneliti denganorang yang diwawancarai. Berdasar hal tersebut, yang
perlu diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif naturalistik, ada dua istilah
yaitu informasi emic dan etic. Informasi emic adalah informasi
yang berkaitan dengan bagaimana pandangan responden terhadap dunia luar
berdasar perspektifnya sendiri, sedangkan yang berdasar perspektif peneliti
disebut informasi etic.
d.
Dokumen
Data dalam penelitian
kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources,
melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human
resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa
berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan
pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk
dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan
menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu
sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto
dibuat dengan maksud tertentu, misalnya untuk melukiskan kegembiraan atau
kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat
menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat,
penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan
statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan
informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam
suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti
dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data
akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.
d. Observasi
Agar observasi yang
dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi
format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi,
peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan
pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti
harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita
amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari
masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon
peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang
kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut
kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan.
Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung,
sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non
partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu
dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara
lain:
1) Harus diketahu dimana
observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu
atau terjadi diberbagai lokasi?
2) Harus ditentukan siapa-siapa
sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar representatif?
3) Harus diketahui
dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan
penelitian.
4) Harus diketahui
bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan
penelitian.
5) Harus diketahui
tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.
2. Membuat Instrumen Pengumpulan Data
Ada beberapa langkah
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen, antara lain:
a. Mengindentifikasikan
variabel-variabel yang diteliti
b. Menjabarkan
variabel-variabel dalam beberapa dimensi
c. Mencari
indikator-indikator setiap dimensi
d. Mendeskripsikan
kisi-kisi instrumen
e. Merumuskan item-item
pertanyaan atau pernyataan instrumen
f. Petunjuk pengisian
Hal lain yang perlu
diperhatikan agar instrumen yang disusun tepat sesuai sasaran yang ingin
dicapai adalah:
a. Menetapkan sebuah
konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti.
b. Menetapkan
dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada
sebuah kontrak.
c. Menyusun item-item
pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi ke dalam
beberapa pertanyaan, untuk menerangkan konstruk variabel yang hendak diteliti.
Contoh:
Penelitian tentang Hubungan
antara Kecerdasan Emosi dengan Komitmen Organisasi
3. Membuat
catatan lapangan
a. Data Hasil
Catatan Lapangan
Catatan terdiri atas
dua bagian, yakni (1) deskripsi yaitu tentang apa yang
sesungguhnya kita amati, yang benar-benar terjadi menurut apa yang kita lihat,
dengar dan amati dengan alat indra , dan (2) komentar, tafsiran,
refleksi, pemikiran atau pandangan sesuatu yang kita amati. Deskripsi ialah
uraian obyektif tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa yang kita lihat
dan dengar, tanpa diwarnai oleh pandangan atau tafsiran kita. Komentar adalah
pandangan, penilaian, penafsiran terhadap sesuatu. Misal dalam suatu kelas, ada
seoarang siswa yang mengantuk dan berusaha untuk menahan rasa kantuk tersebut
untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru. Fenomena tersebut adalah
sebuah deskripsi (kenyataan) tentang proses belajar dikelas, tetapi bila kita
mengatakan malas, maka hal tersebut sudah termasuk penafsiran.
2. Sistematika
catatan
Dalam mendeskripsikan
data kita perlu adanya kode yang memudahkan dalam pelaksanaan observasi.
Misalnya deskripsi diberi kode D dan refleksi diberi kode R.
DP : Deskripsi
Partisipan, misalnya mengenai usia responden, wajahnya, tubuhnya, cara
berpakaian, bertindak, berbicara, sikap dan sebagainya.
DD :
Deskripsi Dialog, yaitu deskripsi yang berkaitan dengan percakapan antara
peneliti dengan responden atau orang lain, juga antara orang yang ada
hubungannya dengan topik penelitian.
DLF :
Deskripsi Lingkungan Fisik, yaitu deskripsi mengenai keterangan tentang lokasi,
gedung, ruangan, pekarangan fasilitas dan lain sebagainya.
DK :
Deskripsi kejadian-kejadian, yaitu deskripsi tentang peristiwa-peristiwa apa
yang terjadi, seperti tindakan guru, perbuatan siswa, pelajaran yang
berlangsung, hukuman yang diberikan siswa, apa yang terjadi diluar kelas
DH :
Deskripsi Hubungan dengan partisipan atau orang lain, misalnya hubungan antara
siswa dengan temanya, guru dan pegawai administrasi.
Refleksi adalah pemikiran,
tafsiran atau komentar tentang apa yang diamati. Peneliti mengolah apa
yang diobservasi, ia mencari maknanya untuk kemudian menemukan pola atau tema
rangkaian kejadian-kejadian. Agar pemikirannya lebih sistematis, perlu
diberikan kode sebagai berikut:
RR :
Refleksi tentang apa yang di rasakan oleh peneliti, yaitu bagaimana pengamat
serta prasangka dan sikapnya terhadap responden.
RA
: Refleksi Analisis. Dalam penelitian naturalistik analisis dilakukan sejak
awal pengumpulan data. Data harus di lakukan analisis dalam usaha untuk mencari
makna, walaupun masih bersifat sementara. Analisis akan mendorong merumuskan
pertanyaan baru yang memerlukan data baru yang dapat lebih memantapkan tafsiran
atau justru membantah tafsiran. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara data.
RM :
Refleksi Metodologi. Dalam penelitian naturalistik/ kulaitatif, tidak harus
mengikuti langkah-langjkah yang telah ditetapkan. Metode penelitian tidak dapat
dipastikan akan tetapi harus dipikirkan setiap kali menghadapi situasi baru.
RJ :
Refleksi Penjelasan. Bila ada hal-hal yang perlu mendapat penjelasan, misal
mengenai sejarah, latar belakang lembaga, dan sebagainya dapat dimasukkan dalam
bagian ini.
RE :
Refleksi Etis. Penelitian harus memegang teguh norma-norma penelitian, harus
dijaga betul agar nama baik responden jangan tercemar, misal dengan memberi
nama samaran. Bahkan kadang lokasi penelitian bisa disamarkan.
Daftar pustaka
http://expresisastra.blogspot.com/2013/10/jenis-dan-teknik-atau-metode.html
Daftar pustaka
http://expresisastra.blogspot.com/2013/10/jenis-dan-teknik-atau-metode.html
0 komentar:
Posting Komentar