Senin, 02 Desember 2013

TUGAS 2 EKONOMI KOPERASI




NAMA  : APRILIA RAHAYU
KELAS  : 2 EB24
NPM      : 21212016



MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DENGAN KOPERASI
http://www.sohibuliman.net/images/stories/beras_ja3.jpgGambar di samping adalah iklan beras dan iklan permen rasa ume produk koperasi petani jepang yang disebut dengan noukyou atau JA (Japan Agriculture). Terhadap beras tersebut, mereka telah mampu memasarkan beras kemasan dari pulau hokaido kepada pembeli di seluruh negeri Jepang dengan penjualan langsung. Pembeli dapat langsung memesan lewat internet kemudian dikirim melalui perusahaan jasa pengiriman.  Gambar selanjutnya adalah produk inovatif permen  rasa ume (buah rasa asam) produk koperasi petani jepang. Lahirnya produk inovatif tersebut menunjukkan tingginya kualitas manajemen koperasi petani tersebut.

Salah satu permasalahan pertanian di Indonesia adalah rendahnya kesejahteraan petani. Rendahnya kesejahteraan petani ini disebabkan diantaranya oleh rendahnya nilai tambah produk yang dinikmati oleh petani. Petani menjual produk pertanian hasil panen begitu saja. Banyak petani yang menjual hasil pertanian, misalnya padi, ketika masih berada di sawah. Proses pemanenan dan pasca panen seperti proses pengeringan, proses penggilingan, proses pengemasan dan proses penjualan kepada konsumen dilakukan oleh pihak lain. Padahal, nilai tambah yang besar berada pada proses pasca panen dan proses penjualan ini. Sementara risiko kegagalan usaha lebih banyak berada pada proses penanaman di sawah. Jadi, petani mendapatkan nilai tambah yang kecil dalam waktu lama (penyiapan lahan sampai panen) namun menanggung risiko kegagalan panen karena berbagai sebab. Dalam kondisi demikian sulit diharapkan petani mendapatkan kesejahteraan.           

Penyebab dan peran koperasi        

Kondisi ini bukan karena petani tidak tahu adanya nilai tambah yang besar pasca panen. Seiring dengan semakin menyebarnya mini market sampai ke pelosok pelosok, para petani pun juga tahu harga beras kemasan yang dijual di mini market. Tidak perlu perhitungan matematika yang rumit untuk membandingkan harga padi yang mereka jual saat masih di sawah dibandingkan dengan harga beras kemasan yang dijajakan di minimarket.

Kondisi ini lebih disebabkan oleh ketidakmampuan petani untuk mengolah hasil panen karena berbagai keterbatasan. Keterbatasan sarana, keterbatasan modal, keterbatasan jaringan pemasaran serta keterbatasan kemampuan manajemen adalah penyebabnya. Kondisi ini menyebabkan mereka pasrah dengan kondisi yang ada sebagai orang yang lemah. Dengan terpaksa mereka pun menyerahkan nilai tambah proses selanjutnya kepada pihak pihak lain.
Pada gambar di atas telah disajikan tentang sebuah produk koperasi petani jepang, dalam bentuk beras dan permen karet ume. Pada gambar selanjutnya ditunjukkan susu segar kemasan produk koperasi petani (nokyo milk). Hadirnya produk-produk tersebut menunjukkan bahwa koperasi petani dapat menjadi solusi terhadap masalah rendahnya nilai tambah yang didapatkan oleh petani. Beras kemasan yang dijual dengan penjualan on-line oleh koperasi petani dari Hokkaido tersebut menunjukkan bahwa koperasi tersebut telah memiliki sarana pengolahan, modal, kemampuan pemasaran dan manajemen yang baik. Dengan kondisi demikian, nilai tambah pasca panen sampai dengan pemasaran menjadi milik koperasi petani yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan petani. Bahkan ada koperasi petani yang memiliki kemampuan lebih jauh lagi, sampai dengan melahirkan produk inovatif yaitu permen rasa ume. Permen tersebut dihasilkan oleh koperasi penghasil ume di daerah wakayama. Mereka tidak hanya menjual ume dalam bentuk ume kemasan seperti beras kemasan, namun mampu menghasilkan produk baru yaitu permen rasa ume.

http://www.sohibuliman.net/images/stories/ja_milk.jpgSalah satu kunci peningkatkan kesejahteraan petani adalah dengan penguatan koperasi petani. Koperasi petani perlu ditingkatkan perannya sampai dengan tahap menghasilkan produk yang dapat digunakan langsung oleh konsumen. Petani tidak perlu memiliki sendiri sarana sarana pengolahan hasil pertanian, namun dapat diupayakan oleh koperasi. Jaringan pemasaran dan proses penjualan pun dapat dilakukan oleh koperasi petani sebagai badan usaha. Demikian pula pada sisi permodalan, dapat diupayakan dengan dibantu oleh pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah perlu melakukan ujicoba secara serius konsep peningkatan kesejahteraan petani melalui koperasi. Koperasi petani telah secara nyata dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para petani di jepang.

ANALISIS
Kita pasti tau kesejahteraan petani di negeri kita ini sangatlah kurang, kurangnya kesejahteraan tersebut dikarenakan rendahnya nilai tambah produk yang dinikmati oleh petani. Petani Indonesia ternyata hanya menjual hasil panennya saja, misalnya padi. Dan ternyata proses pengemasan dan proses penjualan kepada konsumen dilakukan oleh pihak lain, padahal untung besar pada proses tersebut.
Sementara itu petani lebih banyak mengalami kegagalan pada proses penanaman. Jadi pendapatan petani lebih kecil padahal mereka menunggu hasil panen dalam jangka waktu yang lama. Bukannya petani tidak tau adanya keuntungan besar saat proses setelah panen tersebut, bahkan mereka tau harga padi yang dijual dipasaran yang dijual dengan harga lumayan ketimbang mereka menjual saat masih disawah.
Sebenarnya kondisi ini disebabkan oleh ketidakmampuan petani untuk mengolah hasil padi dikarenakan tidak adanya modal, fasilitas, jaringan pemasaran dll. Makanya kesejahteraan petani masih dibilang kurang.
Solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan petani tersebut dengan penguatkan koperasi petani. Koperasi petani harus ditingkatkan kinerjanya, jadi petani juga bisa menjual langsung ke konsumen. Seperti contoh diatas bahwa petani di Jepang mengolah sendiri hasil panennya dan dipasarkan melalui media online, mungkin indonesia bisa meniru cara kerja petani di Jepang agar petani kita di Indonesia ini bisa merasakan kesejahteraan.