Minggu, 12 Juni 2016

PERPAJAKAN INTERNASIONAL DAN PENERAPAN HARGA TRANSFER

A.    Keanekaragaman Sistem Pajak Nasional
Suatu perusahaan dapat melakukan bisnis internasional dengan mengekspor barang dan jasa atau dengan melakukan investasi asing langsung atau tidak langsung. Ekspor jarang sekali memicu potensi pajak di Negara yang melakukan impor, karena sulit sekali bagi Negara pengimpor untuk menetapkan pajak yang dikenakan atas eksportir luar negeri. Di sisi lain suatu perusahaan yang berorientasi di Negara lain melalui cabang atau perusahaan afiliasi terkena pajak di Negara itu.

Jenis-jenis Pajak
1.      Pajak Penghasilan Perusahaan, mungkin digunakan secara lebih luas untuk menghasilkan pendapatan bagi pemerintah dibandingkan dengan pajak utama lainnya dengan kemungkinan pengecualian untuk bead an cukai.
2.      Pajak pungutan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah terhadap dividen, bunga, dan pembayaran royalty yang diterima oleh investor asing.
3.      Pajak pertambahan nilai merupakan pajak konsumsi yang ditemukan di Eropa dan Kanada. Pajak ini umumnya dikenakan terhadap nilai tambah dari setiap tahap produksi atau distribusi. Pajak ini berlaku untuk total penjualan dikurangi dengan pembelian dari unit penjual perantara.
4.    Pajak perbatasan seperti bea cukai dan bea impor umumnya ditujuan untuk menjaga agara barang domestic dapat bersaing harga dengan barang impor. Dengan demikian pajak yang dikenakan terhadap impor umumnya dilakukan secara parallel dan pajak tidak langsung lainnya dibayarkan oleh produsen domestic barang yang sejenis.
5.    Pajak transfer/pengiriman merupakan jenis pajak tidak langsung lainnya. Pajak ini dikenakan terhadap pengalihan (transfer) objek antarpembayar pajak dan dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap keputusan bisnis seperti struktur akuisisi.

Beban Pajak
Ketika semakin banyak perusahaan yang mengurangi tarif pajak perusahaan marginal, banyak pula negara yang memperluas dasar pajak perusahaan. Dalam dunia nyata tarif pajak efektif jarang sekali sama dengan tarif pajak nominal. Dengan demikian tidaklah tepat untuk mendasarkan perbandingan antarnegara pada tarif pajak wajib saja. Lagipula tarif pajak yang rendah tidak selalu berarti beban pajak yang lebih rendah. Secara internasional beban pajak harus selalu ditentukan dengan mengamati tarif pajak efektif.

Sistem Administrasi Pajak
Untuk penyederhanaan terdapat dua sistem yaitu :

1.      Sistem klasik
Pajak penghasilan perusahaan pada penghasilan kena pajak dibayarkan pada tingkat perusahaan dan tingkat pemegang saham.
2.      Sistem terintegrasi
Pajak-pajak perusahaan dan pemegang saham diintegrasikan untuk mengurangi atau menghilangkan pajak ganda atas penghasilan perusahaan.

Insentif pajak luar negeri
Banyak negara menawarkan insentif pajak untuk menarik investasi luar negeri. Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk biaya aktiva tetap dari proses industri baru atau pengampunan untuk membayar pajak selama beberapa periode waktu.

Persaingan Pajak Yang Membahayakan
Tren diseluh dunia yang mengarah pada penurunan tarif pajak penghasilan perusahaan merupakan dampak langsung kompetisi pajak. Kompetisi yang dilakukan oleh negara surga pajak akan bermanfaat jika dapat membuat pemerintah menjadi lebih efesien. Sedangkan dampaknya berbahaya jika mengalihkan pendapatan pajak bagi pemerintah yang sebenarnya memerlukan pendapatan tersebut untuk menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh kalangan usaha.

Pemajakan Terhadap Sumber Laba Dari Luar Negeri dan Pemajakan Ganda
Kebanyakan negara menerapkan prinsip seluruh dunia dan mengenakan pajak terhadap laba atau pendapatan perusahaan dan warga negara di dalamnya, tanpa melihat wilayah negara. Gagasan yang mendasarinya adalah bahwa anak perusahaan asing sebuah perusahaan lokal hanyalah suatu perusahaan lokal yang kebetulan beroperasi di luar negeri.

B.     Pemakaian Terhadap Sumber Laba dari Luar Negeri dan Pemajakan Ganda
Setiap Negara mengklaim hak untuk mengenakan pajak terhadap laba yang dihasilkan di dalam wilayahnya. Namun demikian, filosofi nasional atas pengenaan pajak terhadap sumber-sumber dari luar negeri itu berbeda-beda dan ini merupakan hal yang penting dari sudut pandang seorang perencana pajak.

Kredit Pajak Luar Negeri
Pajak luar negeri dapat dihitung sebagai kredit langsung atas pajak penghasilan yang dibayarkan atas laba cabang atau anak perusahaan dan setiap pajak yang dipungut pada sumbernya seperti deviden, bunga, dan royalti yang dikirimkan kembali kepada investor domestik. Kredit pajak juga dapat diperkitakan jika jumlah pajak penghasilan luar negeri yang dibayarkan tidak terlampau jelas.

Pembatasan Kredit Pajak
Pembatasan kredit pajak luar negeri tersendiri berlaku untuk pajak AS atas sumber pajak penghasilan luar negeri untuk masing-masing jenis penghasilan berikut ini :
1.      Pendapatan pasif
2.      Pendapatan jasa keuangan
3.      Pendapatan pajak pungutan yang tinggi
4.      Pendapatan transportasi
5.      Deviden untuk masing-masing perusahaan luar negeri dengan porsi kepemilikan sebesar 10% hingga 50%

Perjanjian Pajak
Perjanjian pajak mempengaruhi pajak pungutan atas deviden, bunga dan royalti yang dibayarkan oleh perusahaan di suatu negara kepada pemegang saham asing. Perjanjian ini biasanya memberikan pengurangan timbal balik atas pajak pungutan deviden dan seringkali mengecualikan royalti dan bunga dari pajak pungutan.

Pertimbangan Mata Uang Asing
Keuntungan atau kerugian dalam mata uang asing yang secara umum dilokasikan antara sumber AS dan sumber luar negeri dengan mengacu pada tempat kedudukan pembayar pajak yang di dalam buku akuntansinya mencerminkan aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing.sumber keuntungan atau kerugian adalah amerika serikat.

C.    Dimensi Perencanaan Pajak
Pengamatan atas masalah perencanaan pajak dimulai dengan dua hal dasar :
1.      Pertimbangan pajak seharusnya tidak pernah mengendalikan strategi usaha/bisnis. Kekuatan keuangan atau operasional dari transaksi bisnis harus berdiri sendiri.
2.      Perubahan hukum pajak secara konstan membatasi manfaat perencanaan pajak dalam jangka panjang

Pertimbangan Organisasi
Jika operasi luar negeri pada awalnya diramalkan akan mendatangkan kerugian mungkin akan menguntungkan secara pajak apabila diorganisasikan secara cabang pada tahap awal. Jika anak perusahaan diorganisasikan di sebuah negara surga pajak yang tidak mengenakan pajak sama sekali, maka penangguhan pajak akan semakin terlihat menarik.

Perusahaan Luar Negeri Yang Dikendalikan Dan Laba Subbagian F
Amerika Serikat menutup lubang kelemahan ini dengan Perusahaan Luar Negeri yang dikendalikan dan provisi laba Subbagian F. Laba Subbagian F mencakup beberapa pendapatan penjualan dan jasa dengan pihak berhubungan istimewa.

Induk Perusahaan Di Luar Negeri
Induk perusahaan ini yang menyangkut pajak antara lain :
1.      Mempertahankan manfaat tingkat pajak pungutan atas deviden, bunga, royalti, dan pembayaran serupa lainnya.
2.      Menunda pajak AS atas laba luar negeri hingga laba tersebut direpatriasikan ke induk perusahaan AS (yaitu dengan menanamkan kembali laba tersebut di luar negeri)
3.      Menunda pajak AS atas keuntungan dari penjualan saham anak perusahaan operasi luar negeri

Perusahaan Penjualan Luar Negeri
Amerika Serikat menciptakan perusahaan penjualan luar negeri FSC untuk mendorong ekspor dan memperbaiki posisi neraca pembayaran AS yang makin memburuk. Berdasarkan provisi FSC sebagian laba dari ekspor AS yang dilakukan oleh FASC dikecualikan oleh pajak penghasilan AS.

Keputusan-keputusan Pendanaan
Sebagaimana yang ditunjukan oleh diagram berikut perusahaan afiliasi pendanaan luar negeri juga dapat digunakan untuk mengalihkan laba dari negara dengan pajak tinggi yang menjadi lokasi induk perusahaan atau perusahaan afiliasike negara yang yurisdiksi pajak rendah tempat perusahaan afiliasi yang memberikan pendanaan.

Penggabungan Kredit Pajak
Laba yang digabungkan dari banyak sumber memungkinkan kelebihan kredit yang dihasilkan dari negara dengan tarif pajak tinggi untuk mengurangi laba yang diterima dari wilayah dengan tarif pajak rendah.kelebihan kredit pajak dapat diperluas untukpajak-pajak yang dibayarkan berkaitan dengan deviden yang dibagikan oleh perusahaan luar negeri lapis kedua dan ketiga dalam suatu jaringan perusahaan multinasional.

Alokasi Akuntansi Biaya
Alokasi biaya internal diantara kelompok perusahaan merupakan sarana lain untuk menggeser laba dari negara dengan pajak tinggi negara dengan pajak rendah. Yang paling umum adalah alokasi beban overhead perusahaan kepada perusahaan afiliasi di negara-negara dengan pajak tinggi.

Lokasi Dan Penentuan Harga Transfer
Lokasi sistem produksi dan distribusi juga menawarkan keuntungan pajak. Laba bagi sistem perusahaan secara keseluruhan dapat ditingkatkan dengan menentukan harga transfer yang tinggi atas komponen yang dikirimkan dari anak perusahaan di negara-negara dengan tingkat pajak yang relatif rendah danharga transfer rendah atas komponen-komponen yang dikirimkan dari anak perusahaan yang berada di negara-negara dengan tarif pajak yang relatif tinggi.

D.    Penetapan Harga Transfer Internasional : Variabel yang Menyulitkan
Harga transfer menetapkan nilai moneter terhadap pertukaran antar perusahaan yang terjadi antara unit operasi dan merupakan pengganti harga pasar. Pada umumnya harga transfer dicatat sebagai pendapatan oleh satu unit biaya oleh unit lainnya. Transaksi lintas negara juga membuka perusahaan multinasional terhadap sejumlah pengaruh lingkungan yang menciptakan sekaligus menghancurkan peluang untuk meningkatkan laba perusahaan melalui penetapan harga transfer. Sejumlah variabel seperti pajak, tarif kompetisi lalu inflasi, nilai mata uang, pembatasan atas tranfer dana, risiko politik dan kepentingan sekutu usaha petungan sangat memperumit keputuasan penentuan harga transfer.
Penentuan harga transfer merupakan sesuatu yang baru timbul belakangan ini. Penentuan harga transfer di Amerika Serikat berkembang bersamaan dengan pergerakan desentralisasi yang mempengaruhi banyak usaha Amerika selama paruh pertama abad ke-20. Sekali perusahaan berekspansi secara internasional masalah penentuan harga transfer juga berekspansi dengan cepat. Terdapat faktor-faktor diantaranya :
1.      Faktor Pajak
2.      Faktor Tarif
3.      Faktor Daya Saing
4.      Faktor Evaluasi Kerja

E.     Metodologi Penentuan Harga Transfer
Harga transfer dapat didasarkan pada biaya selisih kenaikan atau harga pasar. Pengaruh lingkungan atas harga transfer juga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai metodologi penentuan harga. Prinsip wajar atau harga transfer antarperusahaan dengan mengandaikan transaksi itu terjadi antarpihak yang tidak berhubungan instimewa di pasar yang kompetitif. Menurut undang-undang Pajak Penghasilan di AS terdapat metode-metode:
1.      Metode Harga yang Tidak Terkontrol Setara
Berdasarkan metode ini harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang digunakan dalam transaksi setara antara perusahaan yang independent atau setara perusahaan dengan pihak ketiga yang tidak berkaitan.

2.      Metode Transaksi Tidak Terkontrol yang Setara
Metode ini diterapkan untuk pengalihan aktiva tidak berwujud. Metode ini mengidentifikasikan tingkat royalty acuan dengan mengacu pada transaksi yang tidak terkontrol di mana aktiva tidak berwujud yang sama atau serupa dialihkan. Sebagaimana metode harga tidak terkontrol yang setara, metode ini bergantung pada perbandingan pasar.

3.      Metode Harga Jual Kembali
Metode ini menghitung harga transaksi yang wajar yang diawali dengan harga yang dikenakan atas penjualan barang yang dimaksud kepada pembeli yang independent. Margin yang memadai untuk menutup beban dan laba nomal kemudian dikurangkan dari harga ini untuk memperoleh harga transfer anta rperusahaan.

4.      Metode Penentuan Biaya Plus
Metode ini berguna apabila barang semi jadi dialihkan antarperusahaan afiliasi luar negeri atau jika suatu entitas merupakan sub kontraktor bagi perusahaan lain.

5.      Metode Laba Sebanding
Metode ini mendukung pandangan umum yang menyatakan bahwa pembayar pajak yang menghadapi situasi yang mirip harusnya memperoleh imbalan yang mirip pula selama beberapa periode waktu tertentu.

6.      Metode Pemisahan Laba
Metode ini digunakan jika acuan produk atau pasar tidak tersedia. Metode ini mencakup pembagian laba yang dihasilkan melalui transaksi dengan pihak berhubungan istimewa yaitu antara perusahaan afiliasi berdasarkan cara yang wajar.

7.      Metode Penentuan Harga Lainnya
Metode ini dapat digunakan jika menghasilkan ukuran harga wajar yang lebih akurat.

F.     Praktik Penetapan Harga Transfer
Definisi Transfer Pricing
Bagi organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah divisi dipakai sebagai masukan bagi divisi lain. Transaksi antar divisi ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing.Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan divisi penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli (buying divison). (Henry Simamora, 1999:272). Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Transfer pricingbiasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate product) yang merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok okeh divisi penjual kepada divisi pembeli. Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati. Oleh karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah pajak atau bea dari suatu negara.

Dari uraian di atas nampak bahwa pada prinsipnya praktik transfer pricing (dengan harga yang tidak sama dengan harga pasar) dapat didorong oleh alasan pajak (tax motive) maupun bukan pajak (non-tax motive). Berbagai studi di luar Indonesia menunjukkan hal tersebut (Carson;1979, Vaitson;1974, dalam Caves;1996). Motivasi pajak atas praktik transfer pricing dilaksanakan dengan sedapat mungkin memindahkan penghasilan ke negara dengan beban pajak terendah atau minimal. Salah satu bentuk pengalihan penghasilan, misalnya dalam bentuk pembayaran royalti karena dengan sangat langkanya standar harga (tarif) pasar atas royalti sangat sulit bagi administrasi pajak untuk mengatasinya. Kopits (dalam Caves;1996) menyatakan bahwa paling kurang 13% pembayaran royalti dari negara bcrkcmhang (ke negara maju) merupakan transformasi royalti menjadi dividen. Selanjutnya, sehubungan dengan harga barang (bahan) input produksi, Lecras (dalam Caves;1996) menyatakan bahwa berdasarkan studi tahun 1985 perusahaan multinasional yang beroperasi di ASEAN memakai dasar selain harga pasar dalam menghitung transfer pricenya. Semakin mudah tingkat otonomi anggota perusahaan multinasional di mancanegara semakin tinggi pemanfaatan strategi transfer pricing. Semakin kurang menentu-nya lingkungan tempat operasi anggota perusahaan tersebut, semakin besar porsi penjualan ekspor ketimbang penjualan domestik dan semakin tinggi potensi penghasilan, maka motivasi pajak terhadaptransfer pricing semakin ekstensif.

Masalah transfer pricing ini juga tidak terlepas dari fenomena bisnis perusahaan besar yang multi unit yang akan melakukan ekspansi usaha ke luar negeri dengan mengoprasikan usahanya secara desentralisasi dan mengimplementasikan konsep cpst-reveneu atau konsep corporate profit center. Idealnya, konsep desentralisasi profit center tersebut merupakan pula alat yang dapat mengukur dan menilai kinerja yang juga salah satu tujuan manajemen serta motivasi pengelolaan unit-unit perusahaan multinasional yang bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Di samping itu, masalah ketat/tidaknya pengawasan aparat pemerintah yang terkait serta kebutuhan informasi, merupakan hal vang akan mendorong; pelaksanaan transfer pricing, sehingga secara keselturuhan beberapa faktor pendorong pemicu munculnya masalah transfer pricingtersebut adalah:
1) Pergeseran menuju desenhralisasi, divisionalisasi, dan penggunaan konsep cnrpu­ ratc profit center
2) Pemanfaatan transfer pricing dalam bisnis dan invesatsi internasional.
3) Pengawasan transfer pricing oleh aparat perpajakan dan bea cukai di beberapa negara.
4) Keperluan pengungkapan segmentasi informasi dan transaksi antar-unit dalam group perusahaan.

Tujuan Transfer Pricing
Secara umum, tujuan penetapan harga transfer adalah untuk mentransmisikan data keuangan di antara departemen-departemen atau divisi-diisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan barang dan jasa satu sama lain (Henry Simamora, 1999:273) Selain tujuan tersebut, transfer pricing terkadang digunakan untuk mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi penjual dan divisi pembeli menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. A transfer pricing system should satisfy three objectives: acurate performance evaluation, goal congruence, and preservation of divisional autonomy (Joshua Ronen and George McKinney, 1970:100-101).

Sedangkan dalam lingkup perusahaan multinasional, transfer pricingdigunakan untuk, meminimalkan pajak dan bea yang mereka keluarkan diseluruh dunia Transfer pricing can effect overall corporate incame taxes. This is particulary true for multinational corporations (Hansen and Mowen, 1996:496).

Tipe dan Metode Transfer Pricing
Beberapa metode transfer pricing yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional dan divisionalisasi/departementasi dalam melakukan aktifitas keuangannya adalah:
1.      Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing)
Perusahaan yang menggunakan metode transfer atas dasar biaya menetapkan harga transfer atas biaya variabel dan tetap yang bisa dalam 3 pemelihan bentuk yaitu : biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).

2.      Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar (Market Basis Transfer Pricing)
Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode transfer pricing atas dasar harga pasar inilah merupakan ukuran yang paling memadai karena sifatnya yang independen. Namun keterbatasan informasi pasar yang terkadang menjadi kendala dalam mengunakan transfer pricing yang berdasarkan harga pasar.

3.      Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan.

4.      Transfer Pricing pada Perusahaan Multinasional
Menurut Zain (2003:297-298), kebijakan transfer pricing multinasional bertujuan:
1)      Memaksimalkan penghasilan global
2)      Mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar
3)      Evaluasi kenerja anak/cabang perusahaan manca negera
4)      Penghidaran pengendalian devisa
5)      Mengontrol kredibilitas asosiasi
6)      Meningkatkan bagian laba joint ventura
7)      Reduksi resiko moniter
8)      Mengamankan cash flow anak/cabang di luar negeri


MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

        Walaupun bisnis wajarnya terkait dengan produksi dan distribusi produk dana jasa, konstribusi nyata dari ebuah bisnis kepada masyarakat adalah asumsi dan manajemen resiko. Manajer-manajer bisnis berasumsi bahwa risiko mengontrak manusia, modal fisik dan uang membentuk suatu produk atau jasa yang mungkin bisa diterima oleh masyarakat. Jika perusahaan mereka terbukti tidak berhasil, perusahaan itu bangkrut. Jika sukses, perusahaan mendapatkan keuntungan. Manajemen risko sangat menantang di level internasional terkait dengan banyaknya factor yang harus dipertimbangkan.
PENTINGNYA MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Tujuan manajemen risiko keuangan dalam tingkatan risiko  individu adalah untuk mengurangi peluang meningkatnya kerugian yang berasal dari perubahan-perubahan yang tidak diperkirakan pada harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Pertumbuhan cepat layanan manajemen risiko menyatakan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai firma dengan mengatur risiko keuangan. Selain itu, investor dan pemegang saham lainnya terus-menerus mengharapkan manajer keuangan untuk mengenali dan secara aktif melakukan manajemen risiko pasar. Jika nilai perusahaan tersebut sama dengan nilai terkini dari arus kasnya di masa depan, manajemen eksposur aktif dapat dibenarkan dengan beberapa manfaat, yaitu :
1.      Manajemen eksposur dapat membantu menstabilkan arus kas yang diinginkan suatu perushaan.
2.      Manajemen eksposur aktif memungkinkan sebuah firma untuk memfokuskan diri pada risiko bisnis utamanya.
3.      Pemilik utang, pegawai, dan pelanggan juga memperoleh keuntungan dengan adanya manajemen eksposur.
4.      Produk derivatif dapat memungkinkan dana pensiun pemimpin perusahaan untuk menikmati keuntungan yang lebih besar dengan berinvestasi pada instrument tertentu tanpa harus benar-benar membeli atau menjual instrument pokok
PERAN AKUNTANSI
Para akuntan manajemen memerankan peran penting dalam proses manajemen risiko. Mereka membantu mengenali risiko pasar yang mungkin terjadi, mengukur trade off, memberikan penjelasan atas produk-produk pencegahan risiko tertentu dan menilai keefektifan program pencegahan risiko ini.
1.      Mengenali risiko pasar
Pemetaan risiko merupakan kerangka kerja yang berguna untuk mengenali beragam jenis risiko pasar yang mungkin terjadi. Kerangka kerja dimulai dengan memeriksa hubungan antara risiko pasar dengan value drivers sebuah perusahaan dengan pesaingnya. Value driver smengacu pada kondisi keuangan utama dan perihal kinerja operasional yang mempengaruhi suatu perusahaan. Risiko pasar meliputi: risiko valuta dan risiko suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas.
1.      Mengukur trade off
Mengukur trade off yang berhubungan dengan alternatif dalam merespon suatu risiko.Manajemen dapat memilih untuk tetap menghadapi risiko daripada melakukan pencegahan jika biaya perlindungan risiko lebih tinggi daripada keuntungannya.
1.      Manajemen risiko di dunia nilai tukar mengambang
Dalam analisis ini ditekankan pada perubahan nilai tukar. Ada tiga alasan yang mendasari hal ini, yaitu:
·         Nilai tukar merupakan bentuk risiko umum dihadapi perusahaan diberbagai negara.
·         Eksekutif keuangan yang berpengalaman menyatakan bahwa risiko valuta adalah salah satu risko eksternal yang paling sulit dan harus ditangani manajer keuangan.
·         Konsep manajemen risiko dan perlakuan akuntansi asosiasi terhadap risiko valuta asing bersifat sejajar dengan yang digunakan untuk risiko suku bunga, harga komoditas, dan harga ekuitas.
Dalam dunia nilai tukar mengambang, manajemen risiko terdiri atas:
1.      Mengantisipasi pergerakan nilai tukar
2.      Mengukur pemajanan perusahaan terhadap risiko bursa
3.      Merancang strategi perlindungan yang sesuai
4.      Membangun kembali manajemen risiko internal
Meramalkan Perubahan Nilai Tukar
Dalam mengembangakan program manajemen risiko bursa, manajer keuangan memiliki informasi tentang arah, waktu, dan besarnya perubahan nilai tukar. Jika mengetahui prospek nilai tukar, manajer keuangan dapat menyusun pengukuran pertahanan dengan lebih efektif dan efisien. Namun, ketepatan yang pasti dalam memperkirakan pergerakan mata uang masih sulit.
Akuntan harus dapat mengembangkan sistem yang dapat mengumpulkan dan memproses informasi yang tepat, lengkap mengenai segala sesuatu yang berhubungan pergerakan nilai tukar. Sistem yang menggabungkan informasi yang disediakan oleh layanan perkiraan eksternal, publikasi keuangan yang mengikuti pergerakan mata uang, dan kontrak harian dengan dealer mata uang.
Mengukur Pemajanan
Proses penyusunan permasalahan perusahaan untuk mengurangi akibat perubahan nilai tukar yang merugikan memerlukan informasi mengenai pemajanannya terhadap risiko kurs valuta asing. Eksposur valuta asing muncul ketika perubahan kurs valuta asing merubah nilai asset bersih, pendapatan, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional akan eksposur valuta asing memusatkan pada dua jenis pemajanan besar: translasi dan transaksi.
Pemajanan translasi
Pemajanan translasi mengukur dampak perubahan kurs valuta asing terhadap kesetaraan mata uang dalam negeri dari asset dan kewajiban mata uang asing suatu perusahaan. Pemajanan translasi dapat diukur dengan mengambil perbedaan antara asset dan kewajiban mata uang asing terbuka oleh suatu perusahaan.
Kelebihan asset terbuka akan kewajiban terbuka (yaitu perihal mata uang asing yang ditranslasikan pada nilai tukar terkini) menyebabkan posisi asset terbuka bersih. Hal ini  kadang dianggap sebagai pemajanan positif. Devaluasi mata uang asing yang terhadap mata uang pelaporan menghasilkan kerugian translasi. Sebaliknya, suatu perusahaan memiliki posisi kewajiban terbuka bersih , atau pemanjanan negative, ketika kewajiban terbuka melebihi asset terbuka . dalam keadaan ini devaluasi mata uang asing menyebabkan keuntungan translasi dan revaluasi menyebabkan kerugian translasi.
Akuntansi Vs Eksposur Ekonomi
Kerangka kerja pelaporan yang telah digambarkan sebelumnya menyoroti pemajanan suatu perusahaan terhadap risiko valuta asing yang bisa terjadi kapan pun. Namun pelaporan pemajanan translasi dan pemajanan transaksi tidaklah mengukur eksposur ekonomi peusahaan yang bersangkutan. Eksposur ekonomi adalah dampak dari perubahan nilai mata uang terhadap kinerja dan arus kas perusahaan di masa yang akan datang. Dari waktu ke waktu semakin banyak perusahaan yang membedakan antara pemajanan yang statis dan pemajanan yang mengalir alami.
Dugaan eksposur ekonomi mengakui bahwa perubahan nilai tukar berdampak pada posisi kompetitif perusahaan dengan mengubah harga-harga input dan output yang berhubungan dengan harga-harga perusahaan asing pesaingnya. Misalnya, sebuah perusahaan Filipina mendapatkan buruh dan bahan produksinya dari dalam negeri. Devaluasi Filipina terhadap mata uang asing lainnya dapat meningkatkan posisi anak perusahaan. Anak perusahaan ini dapat meningkatkan ekspornya ke Australian dan Amerika Serikat karena peso yang mengalami devaluasi akan membuat barang-barang produksinya lebih murah dalam dolar Australia dan AS. Penjualan dalam negeripun dapat meningkat karena devaluasi peso akan membuat barang-barang impor lebih mahal dari mata uang lokal.
Perusahaan dapat memilih pencegahan risiko dengan cara:
1.      Memilih untuk memindahkan tempat produksi untuk mengurangi pemajanan operasional bisnis, namun kegiatan ini membutuhkan skala ekonomi yangforgoing, yang dapat mengurangi nilai pendapatan bisnis yang diharapkan.
2.      Perusahaan induk menggunakan portofolio untuk mengurangi risiko dengan memilih bisnis yang memiliki pemajanan pengganti kerugian.
Strategi Perlindungan
Setelah pemajanan valuta asing di ukur, langkah selanjutnya adalah merancang strategi pencegahan risiko yang akan mengurangi atau menghilangkan pemajanan tersebut. ada beberapa strategi untuk mengatasi pemajanan valuta asing:
1.      Lindung nilai neraca
Lindung nilai neraca dapat mengurangi pemajanan suatu perusahaan dengan menyesuaikan level dan denominasi moneter dari asset dan kewajiban perusahaan. Contohnya, meningkatnya neraca kas dalam mata uang asing dapat mengganti kerugian penurunan suku bunga dan pendapatan pada instrument pendapatan tetap dalam negeri. Metode lain untuk pencegahan risiko pemajanan positif anak perusahaan yang berlokasi di Negara mudah devaluasi adalah
·         Menjaga neraca kas mata uang lokal pada level minimum yang dibutuhkan untuk mendukung operasi tahun berjalan.
·         Mengirimkan kembali keuntungan pada perusahaan induk diatas nilai yang dibutuhkan untuk pelunasan modal.
·         Mempercepat (memimpin) pengumpulan piutang mata uang lokal yang belum dilunasi.
·         Menangguhkan (menambah lama) pembayaran utang mata uang lokal.
·         Mempercepat pembayaran mata uang luar negeri.
·         Menginvestasi kelebihan kas pada inventaris dan asset uang lokal yang sekiranya tidak akan membuat devaluasi terjadi.
·         Menginvestasikan dalam asset asing mata uang yang kuat.
1.      Pencegahan risko opeasional
Bentuk perlindungan risiko terpusat pada variable yang berpengaruh pada pendapatan dan pengeluaran mata uang asing. Peningkatan harga jual (untuk penjualan yang terfaktur dalam mata uang rentan devaluasi) dalam proporsi penurunan mata uang antisipasi dapat membantu melindungi margin kotor yang ditargetkan. Salah satunya dengan memfakturkan ke mata uang yang kuat. Lindung nilai struktural juga mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan komponen manufaktur. Namun, Pencegahan risiko neraca dan operasional mememakan biaya.
1.      Pencegahan risko kontraktual .
Ragam pencegahan risiko kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibelitas pada manajer dan melakukan manajemen eksposur valuta asing.
Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang memungkinkan penggunanya untuk mengurangi, menghilangkan, atau sebaliknya mnegalihkan risiko pasar kepada orang lain.
Pengetahuan tentang aturan-aturan menejemen akuntansi berkenaan dengan derivative merupakan hal yang penting ketika kita sedang merancang strategi lindung nilai yang efektif untuk perusahaan. Untuk memahami seberapa penting auntansi lindung nilai, kita menggambarkan beberapa praktik akuntansi lindung nilai dasar. Pertama-ama, tinjaulan komponen dasar dari laporan keuangan (pajak hilang).
Para analisis biaya berfokus pada pendapatan operasional dalam mengevaluasi seberapa baik manajemen dalam menjalankan bisnis intinya. Pendapatan bersih terdiri atas dampak pembauran dari kejadian-kejadian yang tidak biasa.
Perlakuan akuntansi pada derivatif keuangan yang mendapat sambutan secara operasional adalah menandai produk untuk dipasarkan dengan keuntungan atau kerugian yang dianggap sebagai komponen pendapatan non-operasional.
Masalah akuntansi terkait dengan produk lindung nilai terkait dengan valuta asing memiliki hubungan dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan memiliki arti apakah instrumen lindung nilai harus dianggap sebagai asset atau kewajiban dalam laporan keuangan.
Kontak Valuta Asing Berjangka
Pengimpor dan pengekspor biasanya menggunakan kontrak valuta asing berjangka ketika barang-barang yang akan difaktur dalam mata uanag asing dibeli dari atau dijual kepada pihak asing. Kontrak berjangka ini menjadi kompensasi atas risiko keuntungan atau kerugian transaksi ketika nilai tukar turun naik antara tanggal transaksi dan penyelesaian. Kontrak berjangka juga melindungi nilai mata uang asing antisipasi yang dapat dibayar atau dibayarkan kembali (kesepakatan mata uang asing) dan dapat digunakan untuk pertukaran yang diatur dan karenanya bersifat kurang likuid daripada kontrak-kontrak lainnya. Dengan kata lain, kontrak ini bersifat fleksibel dalam jumlah dan waktunya.
Kontak valuta asing berjangka adalah kesepakatan untuk mengirim atau menerima sejumlah mata uang asing untuk ditukar dengan mata uang dalam negeri, di tanggal yang akan datang, dengan nilai tukar yang ditentukan yang disebut dengan nilai berjangka.
Perlakuan Akuntansi Akan Kontrak Berjangka
Untung / rugi
Diskon/ premi
Transaksi mata uang asing yang belum diselesaikan kesepakatan mata uang asing yang dapat diidentifikasi posisi aset(kewajiban) bersih terbuka
a.    Mata uang asing adalah mata uang fungsional
b.   Mata uang induk adalah mata uang fungsional spekulasi
Diakui dalam pemasukan saat ini
Diakui dalam pemasukan saat ini
Diungkap dalam komponen terpisah dari ekuitas terkonsolidasi
Diakui dalam pemasukan saat ini
Diakui dalam pemasukan saat ini
Diakui dalam pemasukan saat ini
Perlakuan yang sama seperti untung/rugi yang berhubungan, atau pemasukan kini
Diakui dalam pemasukan saat ini
Opsi Keuangan
Kontrak ijon keuangan (futures contract) adalah hal yang serupa dengan kontrak berjangka (forward contract). Seperti halnya kontrak berjangka, kontrak ijon merupakan kesepakatan untuk membeli atau mengirim sejumlah mata uang asing  pada tanggal di masa yang akan datang dengan harga yang ditetapkan. Kemungkinan lainnya adalah, kontrak ijon dapat memungkinkan penyelesaian kas dari pada pengiriman dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan membuat kontrak koompensasi untuk instrumen kuangan yang sama.
Cara kerja kontrak ijon, jika alpha corporation meminjam yen selama 3 bulan dan ingin melindungi dirinya dari apresiasi yen sebelum jatuh tempo, perusahaan ini dapat membeli kontrak ijon untuk menrima jumlah yen yang setara dalam 90 hari. Apresiasi yen ini dapat menyebabkan keuntungan pada kontrak ijon, menjadi kompensasi kerugian pinjeman yen.
Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak pada pembeli untuk membeli (tarif) atau menjual (tawar) mata uang dari penjual (penulis) dengan harga yang ditentukan (pengacau) pada atau sebelum tanggal yang ditentukan (strike). Opsi tipe Eropa hanya dapat dilaksanakan pada tanggal berakhirnya. Opsi tipe Amerika dapat dilaksanakan kapan pun hingga dan termasuk tanggal berakhirnya.
Pembeli hak tarik membayar premi  untuk opsi dan keuntungan jika harga aset pokok melebihi harga pangacau pada saat jatuh tempo. Pembeli hak tawar memperoleh keuntungan jika harga jatuh dibawah harga pengacau pada akhir periode.Opsi mata uang juga bisa digunakan untuk mengatur pendapatan. Anggaplah bahwa seorang penjual opsi meyakini bahwa nilai euro akan naik dalam waktu tertentu.
Swap Mata Uang
Swap mata uang terdiri atas perubahan kini dan nanti dari dua mata uang yang berbeda pada kurs yang ditetapkan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar modal yang tadinya tidak dapat diakses dengan biaya yang layak. Swap mata uang juga memungkinkan sebuah perusahaan untuk menjalankan lindung nilai terhadap risiko nilai tukar yang muncul dari bisnis internasional.
Alpha Corporation (perusahaan multinasional yang berpusat di Inggris) ingin meningkatkan 10.000.000 dari utang nilai tetap dalam poundsterling Inggris untuk membiayai perusahaan baru yang didirikan di London, Alpha secara relatif belum dikenal oleh investor Inggris. Hal yang sama juga terjadi pada Beta Company yang berlokasi di Inggris. Perusahaan ini ingin membiayai anak perusahaan yang ada di New York dengan jumlah modal dolar yang serupa. Dalam situasi ini Bank Gamma dapat mengakomodasi dua perusahaan tersebut dengan melakukan swap mata uang dolar  AS/ poundsterling Inggris. Jika nilai tukar swap 1,00 dolar = 0,66 poundsterling (keduanya pada masa awal dan masa jatuh tempo); waktu swap tersebut adalah 5 tahun, dan swap ini menentukan suku bunga sebanyak 10% dalam poundsterling dan 8% dalam dolar. Pola arus kas, pada masa awal Alpha Corporation menukar 10.000.000 dolar untuk 6.600.000 poundsterling daru Beta Company. Anggaplah bunga yang dibayar pertahun. Alpha membayar 660.000 poundsterling pada Beta setiap tahun. Dan beta membayar 800.000 dolar pada Alpha.
Sebagai hasil transaski swap ini, baik Alpha Corporation dan Beta Company, Ltd. telah bisa mengakses dana dalam pasar yang secara relatif tidak bisa diakses, dan keduanya bisa mengakses biaya tanpa mengeluarkan biaya risiko nilai tukar. Perusahaan berutang pada keuntungan-keutungan komparatifnya saat melakukan pnjaman di pasar dalam negerinya, sehingga kedua perusahaan telah mendapatkan pinjaman mata uang asing dengan harga yang lebih rendah dari pada degan cara lain.
Perlakuan Akuntansi
Badan Standar Akuntansi Keuangan mengeluarkan FAS no. 133, dan diamandemen oleh FAS 138 dan diperjelas oleh FAS 149, untuk memberikan sebuah pendekatan yang menyeluruh terhadap akuntansi bagi transaksi derivative dan lindung nilai. IAS 39, yang baru-baru ini direvisi, berisi petunjuk-petunjuk sama yang memberikan, untuk pertama kalinya, panduan universal mengenai akuntansi dalam keuangan derivatif. Meski kedua ketetapan ini memiliki tujuan yang sama, standar-standar ini rincian panduan penerapannya berbeda.
Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap. Sebagian besar instrument keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan.
Provisi dasar standara-standar ini adalah
1.      Semua instrumen derivatif harus dilaporkan dalam neraca sebagai aset dan kewajiban. Pos-pos tersebut harus dicatat dengan nilai wajar, termasuk pos-pos yang disimpan dalam kontrak penyelenggara yang tidak dijabarkan dengan nilai yang seimbang.
2.      Laba dan rugi dari perubahan-perubahan dalam nilai yang seimbang dari instrumen derivatif  bukanlah termasuk aset dan kewajiban. Laba dan rugi secara otomatis termasuk ke dalam pendapatan jika laba dan rugi tersebut tidak berperan sebagai lindung nilai.
3.      Lindung nilai harus sangar efektif untuk memenuhi syarat perlakuan akuntansi khusus.
4.      Hubungan lindung nilai harus dicatat secara keseluruhan untuk  keuntungan pembaca laporan.
5.      Laba dan rugi lindung nilai investasi bersih mata uang asing scara langsung dilaporkan dalam pendapatan komperhensif lainnya. Laba rugi ini setelah itu diklasifikasi lagi kedalam pemasukan saat ini ketika anak perusahaan terjual atau dilikuidasi.
6.      Laba atau rugi dalam lindung nilai arus kas yang belum pasti, seperti penjualan ekspor yang diperkirakan, secara langsung dianggap sebagai elemen pendapatan komperhensif. Laba rugi termasuk pendapatan ketika transaksi yang diperkirakan memengaruhi pendapatan.
Masalah-masalah Praktis
Meskipun panduan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah berperan dalam menjelaskan pengakuan dan pengukuran derivatif, beberapa masalah masih tersisa. Masalah pertama berhubungan dengan penentuan nlai wajar. Wallace memperkirakan bahwa ada 64 hitungan yang mungkin dipakai dalam mengukur perubahan nilai wajar dari risikoyang dicegah dan instrumen lindung nilai. Dia menemukan empata cara untuk mengukur perubahan nilai wajar dari risiko-risiko yang dicegah, yaitu:
1.      Nilai pasar seimbang
2.      Penggunaan nilai tukar spot-to-spot
3.      Penggunaan nilai tukar forward-to-forward
4.      Penggunaan model penetapan harga opsi
Kerumitan pelaporan keuangan juga muncu jika lindung nilai tidak dianggap begitu efektif dalam mengompensasi risiko valuta asingnya. Namun, ‘begitu efektif’ merupakan anggapan yang subjektif. Dalam teorinya, begitu efektif berarti korelasi negatif yang sempurna antara perubahan nilai atau arus kas suatu derivatif dan perubahan dalam nilai atau arus kas dari pos-pos yang nilainya dilindungi. Hal ini menunjukan lingkupan perubahan nilai derivatif yang dapat diterima.
LINDUNG NILAI ASET DAN KEWAJIBAN YANG DIAKUI ATAU KESEPAKATAN PERUSAHAAN YANG TIDAK DIAKUI
Ketika anak perusahaan asing dengan posisi asset terbuka bersih dikonsolidasi dengan perusahaan induknya, kerugian translasi akan terjadi jika mata uang asing kehilangan nilai terhadap mata uang yang digunakan perusahaan induk. Kerugian translasi juga muncul jika anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi kewajiban terbuka bersih dan nilai mata uang asingnya meningkat terhadap mata uang induk. Satu cara untuk mengurangi kerugian semacam ini adalah dengan membeli kontrak berjangka. Strateginya adalah untuk mendapatkan keuntungan transaksi yang dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak berjangka.
Sebagai contoh anggaplah bahwa anak perusahaan AS yang berlokasi di  Jepang memiliki posisi kewajiban terbuka bersih senilai JYP 135.000.000 pada 30 Sep. mata uang fungsionalnya adalah dolar. Untuk memperkecil terjadinya kerugian translasi yang dipicu oleh apresiasi yen yang tidak terduga, perusahaan induk AS membeli kontrak berjangka untuk menerima 135.000.000 yen dalam 90 hari pada nilai berjangka sebesar $0,008570. Nilai tukar pada akhir tahun adalah sebagai berikut:
30 september spot                               = $ 0,008505
30 september 90 hari berjangka          = $0,008570
31 Des spot                                                     = $0,008640
Keuntungan atas kontrak forward secara efektif telah mengimbangi devaluasi nilai peso. Perkiraan margin kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak forward merupakan biaya atas lindung nilai risiko valas.
Perlakuan akuntansi yang sama dapat terjadi jika eksportir kanada tersebut melakukan perjanjian penjualan pada tanggal 1 September untuk mengirimkan barang dan menerima pebayaran sebesar Rp 1.000.000 dari importir Meksiko dalam 3 bulan ke depan, dan untuk mengirimkan barang segera dan menunggu beberapa saat untuk menerima pembayaran. Jenis kontrak wajib ini dikenal sebagai komitmen mata uang asing.
Di lain pihak, tampilan di atas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan dilakukan penjualan ekspor. Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga bukan hasil dari komitmen penjualan perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa depan yang tidak pasti (antisipasi transaksi). Dengan demikian, keuntungan atau kerugian atas kontrak forward untuk melakukan lindung nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso pada awalnya akan dicatat dalam ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif. Jumlah ini akan direklasifikasikan menjadi laba kini di dalam periode saat penjualan ekspor benar-benar dilakukan.
Jika pada tanggal 1 Sep sebuah perusahaan Kanada menjual dengan angsuran barang-barang kepada importir Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP). Perubahan nilai tukar Kanada/ Peso adalah sebesar CAD 0,13 = MXP 1. Pada 1 Des menjadi CAD 0,11 = MXP 1. Eksportir Kanada berharap menerima CAD 140.000 untuk MXP 1.000.000 yang diutangkan  jika nilai spot tetap tidak berubah hingga 1 Des. Untuk menghindari menerima kurang  dari CAD 140.000 jika peso sebelum 1 Des kehilangan nilai, eksportir Kanada melakukan kontrak berjangka pada 1 Sep  untuk mengirimkan  MXP 1.000.000 untuk dolar Kanada pada 1 Des  dengan nilai berjangka sebesar CAD 0,13 = MXP 1.
BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING
Peluang muncul untuk mempertinggi pendapatan yang dilaporkan dengan menggunakan kontrak berjangka dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing.kontrak berjangka yang dibeli ketika spekulasi dicatat di awal pada nilai berjangka. Nilai berjangka adalah indikator terbaik dari nilai spot yang akan berlaku ketika jatuh tempo.
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
PENGUNGKAPAN
Sebelum adanya ketetapan seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan perusahaan tidak memberikan para pembaca laporan, apakah atau sejauh manakah manajemen telah menjalankan kontrak derivative. Memperkirakan dampak yang mungkin terjadi terhadap kinerja yang dilaporkan dan kompleksitas risiko yang dihadapi perusahaan merupakan hal yang sulit. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sangatlah membantu proses perkiraan ini. Pengungkapan itu antara lain:
·         Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
·         Deskripsi pos – pos yang nilainya dilindungi.
·         Pengenalan  risiko pasar sebuah perusahaan yang dicegah.
·         Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
·         Jumlah yang tidak dimasukkan dalam pengkajian keefektifan lindung nilai.
·         Pembenaran apriori bahwa hubungan perlindungan nilai  akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar.
·         Pengkajian perlindungan nilai yang berkelanjutan dari semua derivatif yang digunakan selama periode ini.
Kendali Keuangan
Strategi manajemen risiko harus mengevaluasi keefektifan dari program lindung nilai. Masukan dari sistem evaluasi yang meneluruh dapat membantu membangun pengalaman institutional dalam praktik manajemen risiko. Penaksiran kinerja dari program manajemen risiko juga memberikan informasi jika strategi yang ada tidaklah lagi sesuai.
Poin kendali keuangan
Ada beberapa area di mana sistem evaluasi dapat berjalan lancer. Area-area in terdiri atas, tetapi juga tidak terbatas pada, bendahara perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kendali bendahara perusahaan memperkirakan kinerja program manajemen risiko pertukaran total. Perkiraannya antara lain lengukur semua pemajanan yang telah diatur, menemukan lindung nilai yang digunakan, dan melaporkan hasil dari lindung nilai. Sistem evaluasi seperti ini juga melibatkan pencatatan tentang bagaimana dan seberapa jauh bendahara perusahaan membantu unit bisnis lain dalam organisasinya.
TOLOK UKUR YANG SESUAI
Tujuan dari manajemen resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya-biaya. Oleh karena itulah, standar yang sesuai dan digunakan untuk menilai kinerja yang sebenarnya merupakan unsur penting dalam sistem penilaian kinerja mana pun. Took ukur ini harus ditentukan dari awal dalam program perlindungan mana pun dan harus berdasarkan pada konsep biaya peluang.
Ketika program manajemen risiko valuta asing dibuat terpusat, tolok ukur yang sesuai digunakan untuk membandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan akan menjadi program yang dapat dilaksanakan oleh manajer-manajer lokal.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akun keuangan untuk keperluan pelaporan eksternal. Biasanya jatuh di bawah yurisdiksi departemen pengatur perusahaan. Pendekatan tim bersifat paling efektif dalam menentukan tujuan risiko keuangan, standar kinerja, dan sistem pengawasan serta sistem palaporan. Manajemen risiko keuangan merupakan contoh utama dari hal di mana keuangan dan akuntansi perusahaan terkait erat.
SUMBER : https://rizkifadillah25.wordpress.com/2016/05/16/tugas-11-manajemen-risiko-keuangan/